Editor : UKM KOMMUST | 09/04/2019 20.30 WIB
A Hard Day Night, Yellow Submarine, Eight Day A Week,
Come Together....
Siapa yang tidak
kenal dengan beberapa judul lagu diatas?
Jikalau kita pernah
mendengar tidak dari versi asli band, mungkin sudah ada ribuan cover bersliweran
di youtube, itunes, spotify, atau mungkin kalian menemukan cassettes, piringan
hitam, atau dvd punya kakek, ayah, tante, ada di almari.
Yaap, The Beatles,
sensasi, masterpiece, karya terbaik band sepanjang masa, dengan musik peka
jamannya.
Kejeniusan John Lennon, kecerdikan Paul McCartney, kercerdasan George Harrison, kenakalan Ringo Starr, membius seluruh masyarakat
dunia di era 60-70’an. Kejujuran dalam memainkan instrument mereka, tidak “njelimet”, tidak “menye-menye”, simple but clever. Meramu sedemikian rupa Rock and
Roll (A Hard Day Night), Pop (Let It Be / Hey Jude), Ballad (Revolution),
European Folk (Ob-La-Di, Ob-La-Da), Psychedelic Rock (Dont Let Me Down),
Experimental (Blackbird), dengan tampilan “rapih”
dalam segi performance, benar benar membuat dunia terperangah. Hairsyle mereka
menjadi salah satu simbol pemberontakan perkembangan budaya anak muda.
Apasih yang membuat
mereka begitu dipuja laksana pahlawan dalam medan pertempuran?
Mengapa hampir
seluruh pengamat dan pelaku musik dunia masih tidak bisa melepas memory mereka
tentang album A Hard Day Night, Help!, Let It
Be ?
Mengapa The Beatles
bisa membuat sebuah revolusi sosial budaya di era 1960 – 1970 an?
Mengutip pernyataan
David Foster, setelah era The Beatles tidak ada musisi yang tidak terpengaruh
oleh The Beatles yang juga membawa pengaruh besar terhadap revolusi sosial budaya
dekade 60’an.
Foster juga
mengungkapkan bahwa The Beatles di sepanjang karirnya sudah memainkan
dasar-dasar musik modern era sekarang. Sehingga, musisi modern saat ini tinggal
meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh John Lennon Cs melalui eksperimen musik
yang sudah mereka lakukan.
Sepanjang era The
Beatles sampai dengan saat ini mereka telah menjadi pembangkit musik era modern,
telah menginspirasi banyak musisi dunia yang mengikuti era keemasaan The Beatles.
The Beatles juga disebut-sebut sebagai yang paling “bertanggungjawab” atas
kemunculan band-band baru setelahnya. Sebut saja Mc Jagger vokalis band The
Rolling Stone yang memang bersahabat dengan John Lennon yang memberikan salah
satu lagunya “i wanna be your man” yang dibawakan oleh Jagger. Queen, Led
Zeppelin, Bee Gees, CCR, Aerosmith, U2, Elton John, Nirvana, Bon Jovi, David
Bowie, Blur, Radiohead, Green Day, Coldplay dan tentu saja Oasis (1994) yang
secara fulgar banyak mengadopsi aliran musik The Beatles ke dalam album mereka.
Well, selamat
menikmati salah satu sajian karya terbaik anak manusia teman-teman. Cari
inspirasinya, tirulah dalam berkarier, jadikan mereka salah satu referensi
musik kalian.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar